Menebar Kebajikan Menuai Kebahagiaan

Posted by Unknown Jumat, 30 Oktober 2015 0 komentar
 Setiap selesai shalat jum'at tiap pekanya, seorang Imam Mesjid dan putranya, yang berumur sebelas tahun, mempunyai jadwal membagi - bagikan buku - buku islam, diantaranya buku At-Thariq ilal Jannah (jalan menuju kesurga). Mereka membagikanya di daerah mereka di pinggiran kota Amsterdam, Belanda.
        Suatu hari, ketika kota tersebut di guyur hujan yang sangat lebat dengan suhu yang sangat dingin. Sang anak pun mempersiapkan dirinya dengan memakai beberapa lapis pakaian demi mengurangi rasa dingin. Setelah selesai mempersiapkan diri, ia berkata kepada ayahnya: "wahai ayahku, aku telah siap," ayahnya menjawab: "siap Untuk apa?" Ia berkata: "untuk membagikan buku (seperti biasanya)". Sang ayahpun berucap: "suhu sangat dingin di luar sana, belum lagi hujan lebatyang mengguyur". Sang anak menimpali dengan jawaban yang menakjubkan: "Akan Tetapi sungguh banyak orang yang berjalan menuju  neraka di luar sana di bawah guyuran hujan". sang ayah terhenyak mendengar jawaban anak seraya berkata : "namun ayah tidak akan keluar dengan cuaca seperti ini". Akhirnya anak tersebut meminta izin untuk keluar sendiri. Sang ayah berpikir sejenak dan akhirnhya mengijinkan juga.
          iapun mengambil beberapa buku dari ayahnya untuk dibagikan, dan berkata: "terimakasih wahai ayahku".
Dibawah guyuran hujan yang cukup deras, ditemani rasa dingin yang mengigit, anak itu membawa buku - buku yang telah di bungkus dengan kantong plastik ukuran sedang agar tidak basah terkena air hujan. Lalu ia membagikan buku kepada setiap orang yang di temuinya. Tidak hanya itu, beberapa rumahppun ia hampiri demi tersebarnya buku tersebut.
         Dua jam berlalu, tersisalah satu buku di tanganya. Namun sudah tidak ada orang yang lewat di lorong tersebut (untuk ia beri). Akhirnya ia memilih untuk menghampiri sebuah rumah di seberang jalan untuk menyerahkan buku terakhir.
         sesampainya di depan rumah, ia pun memencet bel. Ternyata tidak ada respon. Ia ulangi beberapa kali, hasilnya tetap sama, belum ada respon juga. Ketika hendak beranjak seperti ada yang menahan langkahnya, ia coba memencet bel sekali lagi ti tambah ketukan tangan kecilnya. Sebenarnya ia juga tidak begitu mengerti kenapa begitu oenasaran dengan rumah tersebut.
        pintupun terbuka perlahan, di sertai munculnya seorang nenek  yang tampak sedih. Nenek Berkata: "Ada yang bisa saya bantu nak?" si anak berkata dengan nada berkilau dan senyuman bagai menerangi dunia: " Saya minta maaf jika menggenggu, akan tetapi saya ingin menyampaikan bahwa Allah snagat mencintai dan memperhatikan nyonya. Kemudian saya ingin menghadiahkan buku ini kepada nyonya, di dalamnya di jelaskan tentang Alllah ta'ala, kewajiban seorang hamba, dan beberapa cara agar memperleh ridhaNya".
         satu pekan berlalu, seperti biasa sang imam memberikan ceramah di masjid. Seusai ceramah ia mempersilahkan jama'ah untuk berkonsultasi. Terdengar sayup - sayup dari shaf perempuan, seorang perempuan tua berkata: "Tidak ada seorangpun yang mengnal saya disini, dan tidak seorangpun yang mengunjungiku sebelumnya. Satu pekan yang lalu saya bukanlah sorang muslimah, bahkan tidak pernah terbetik dalam pikiranku hal tersebut sedikitpun . Suamiku telah meninggal, dan dia meninggalkanku sebatang kara di bumi ini." dan iapun mulai cerita bertemu anak itu.
       "ketika itu cuaca sangat dingin disertai hujan lebat, aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku. Kesedihanku sangat mendalam, dan tidak ada seorangpun yang peduli padaku. Maka tida ada alasan bagiku untuk hidup. Akupun naik ke atas kursi dan mengalungkan leherku dengan seutas tali yang sudah kutambatkan sebelumnya. Ketika hendka melompat, terdengar olehku suara bel. Aku terdiam sejenak dan berpikir:"paling sebentar lagi juga pergi".
         namun suara bel dan ketukan pintu semakin kuat. Aku berkata dalam hati: "siapa gerangan sudi mengunjungiku, tidak akan ada yang mengetuk pintu rumahku." kulepaskan tali yang membantu mengakhiri nyawaku, dan bergegas ke pintu. Ketika pintu kubuka, aku melihat sesosok anak kecil dengan pandangan dan senyuman yang belum pernah kulihat sebelumnya. Aku tidak mampu menggambarkan sosoknya kepada kalian.  perkataan lembutnya telah mengetuk pintu hatiku yang mati hingga bbangkit kembali. Ia berkata:" Nyonya, saya datang menyampaikan bahwa Allah ta'ala sangat menyayangi Nyonya." lalu dia memberikan buku ini, buku jalan menuju surga kepadaku.
         malaikat kecil itu datang kepadaku secara tiba - tiba. Dan menghilang di balik guyuran hujan hari itu juga secara tiba - tiba, setelah menutup pintu aku langsung membaca buku dari malaikat kecilku itu sampai selesai, seketika kusingkirkan tali dan kursi yang telah menungguku, karena aku tidak akan membutuhkanya lagi.
         sekarang inilah aku, diriku sangat bahagiaa karena aku telah mengenal tuhanku. Yang sesungguhnya. Akupun sengaja mendatanngi kalian berdasarkan alamt yang tertera di buku tersebut untuk bertermakasih kepada kalian yang telah mengirimkan malaikat kecilku pada waktu yang tepat. Hingga aku terbebas dari kekalnya api Neraka".
       air mata semua orang mengalir tanpa terbendung. Masjid bergemuruh dengan isak tangis dan pekikan takbir. Allahu Akbar!!!
      sang imam, ayah dari anak itu, beranjak menuju tempat dimana malaikat kecil itu duduk dan memeluknya erat. Dan tangisnya pecah tak terbendungdi hadapan para jamaah.
     sungguh mengharukan, mungkin tidak ada seorang ayahpun yang tidak bangga terhadap anaknya seperti yang di rasakan imam tersebut. Mari terus berbagi dan sebarkan kebaikan. Kita tidak pernah tahu berapa banyak orang yang mendapatkan hidayah dengan sedikit langkah yang kita lakukan. Jangn berputus asa dalam kehidupan. Kematian tidak akan memutukan rantai derita ataupun bahagia.(zen)

Judul asli : قصه راءعه ومعرة ومؤثرة
Penerjemah : Shidiq Al - Bonjowi

Sumber : Risalah Mujahidin edisi 30

Baca Selengkapnya ....
credit for cara membuat email - Copyright of AYO MENULIS.